Selasa, 18 September 2012

macam macam shalat sunnah

                                   




Macam-Macam Shalat Sunnah

Posted by orgawam pada Mei 27, 2008
Macam-Macam Shalat Sunnah
Shalat sunnah itu ada dua macam:
1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah

A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
1. Shalat Idul Fitri
2. Shalat Idul Adha
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)
4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)
Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap raka’at, dan melakukan ruku’ dua kali setiap raka’at.

5. Shalat Istisqo’
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Tata caranya seperti shalat ‘Id.

6. Shalat Tarawih (sudah dibahas)
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam. Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam Muslim)
Jumlah raka’atnya adalah 20 dengan 10 kali salam, sesuai dengan kesepakatan shahabat mengenai jumlah raka’at dan tata cara shalatnya.

7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih
Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.
B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah
1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari:
a. 2 raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
Dari 22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits:
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga (melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh … (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Adapun 12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu muakkad, berdasarkan hadits-hadits berikut:
a. Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at sebelum Dzuhur dan 4 raka’at sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya ada yang sunnah muakkad dan ada yang ghairu muakkad.
b. Nabi SAW bersabda:
“Allah mengasihi orang yang melakukan shalat empat raka’at sebelum (shalat) Ashar.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Huzaimah)
Shalat sunnah sebelum Ashar boleh juga dilakukan dua raka’at berdasarkan Sabda Nabi SAW:
“Di antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar)
c. Anas Ra berkata:
“Di masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah terbenamnya matahari sebelum shalat Maghrib…” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Nabi SAW bersabda:
“Shalatlah kalian sebelum (shalat) Maghrib, dua raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
d. Nabi SAW bersabda:
“Di antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar)
Hadits ini menjadi dasar untuk seluruh shalat sunnah 2 raka’at qobliyah (sebelum shalat fardhu), termasuk 2 raka’at sebelum Isya’.
2. Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi.
Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
3. Shalat Witir di luar Ramadhan
Minimal satu raka’at dan maksimal 11 raka’at. Lebih utama dilakukan 2 raka’at-2 raka’at, kemudian satu raka’at salam. Boleh juga dilakukan seluruh raka’at sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam.
Dari A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW shalat malam 13 raka’at, dengan witir 5 raka’at di mana beliau Tasyahud (hanya) di raka’at terakhir dan salam. (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Beliau juga pernah berwitir dengan tujuh dan lima raka’at yang tidak dipisah dengan salam atau pun pembicaraan. (HR Imam Muslim)

4. Shalat Dhuha
Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah keduanya (tiap shalat 2 raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la)
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
5. Shalat Tahiyyatul Masjid
Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat dua raka’at.” (HR Jama’ah Ahli Hadits)
6. Shalat Taubat
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan diampuni.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)
7. Shalat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)

8. Shalat Istikharah
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan menyebutkan perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)
9. Shalat Hajat
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
10. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu dua raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
11. Shalat Awwabiin
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 25

ayat ayat yang terdapat asbabun nuzul

 
 
Definisi asbabun nuzul
 
Kalimat Asbabun Nuzul pada mulanya merupakan gabungan dua kalimat atau dalam bahasa arab disebutnya kalimat idhafah yakni dari kalimat “Asbab” dan “Nuzul”. Yang jika dipandang secara etimologi maka Asbab An-Nuzul didefinisikan sebagai sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Asbabun Nuzul yang dimaksudkan disini adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran.

Jika kita lihat dan kita pandang kalimat Asbabun Nuzul Al Quran secara terminologi maka kita akan mendapatkan banyak pendapat para ulama mengenai Asbabun Nuzul ini. 

Inilah beberapa pendapat para ulama mengenai Definisi Asbabun Nuzul Al Quran:
1.      Menurut Az-Zarqani
Didefinisikan bahwa Asbabun Nuzul merupakan sesuatu yang khusus untuk menggambarkan sesuatu yang terjadi yang berhubungan dengan turunnya ayat Al Quran yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa terjadi.
2.      Menurut Ash-Shabuni
Didefinisikan bahwa Asbabun Nuzul sebagai peristiwa yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
3.      Menurut Shubhi Shahih
Dapat didefiniskan bahwa Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al Quran yang menyiratkan peristiwa yang terjadi sebagai respon cepatnya. Atau sebagai penjelas hukum-hukum di saat peristiwa itu terjadi. 
4.      Menurut Mana’ Al-Qthathan
Asbabun Nuzul merupakan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Quran yang berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang di ajukan kepada nabi.
 
Jika kita lihat dari empat pendapat para ulama di atas maka terdapat perbedaan pendapat di antara mereka, namun walaupun redaksi yang digunakan untuk mendefinisikan Asbabun Nuzul Al Quran berbeda, semuanya menyimpulkan hal yang sama yakni Asbabun Nuzul adalah suatu kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran.

Asbabun Nuzul juga dapat dikatakan sebagai rentetan bahan-bahan sejarah yang dapat dipakai untuk memberikan keterangan-keterangan terhadap ayat-ayat Al Quran.

Jika ada pertanyaan mengenai, apakah semua ayat Al Quran itu ada Asbabun Nuzulnya? Maka dapat dengan yakin kita katakan bahwa semua ayat Al Quran memiliki Asbabun Nuzul. Hal ini adalah jawaban yang pernah saya dan kawan-kawan diskusikan yang semuanya meyakini Asbabun Nuzul terdapat pada setiap ayat Al Quran dengan mengingat akan semua penciptaan.

Ingatlah bahwa sebuah kue akan ada jika ada seseorang yang membuatnya, begitu pula bumi yang kita tempati ini dan kita sendiri sebagai manusia tentu ada yang menciptakan. Karena tidak mungkin sesuatu itu ada tanpa penciptanya. Nah, ini juga berlaku pada Asbabun Nuzul, bahwa tidak mungkin sebuah ayat ada tanpa adanya sebab yang menjadikannya ada.

Itulah mungkin artikel mengenai Definisi Asbabun Nuzul Al Quran yang dapat saya sampaikan.

surat Al Baqarah

Ali Imran ayat 12-13, 23-24, 26, 28-29, 31, 58-62, 65, 72, 71-73, 77, 79-80, 86-89, 97, 100, 113, 115, 118, 121, 122, 128, 130, 140, 143, 144, 154, 161, 165, 169, 172, 174, 181, 186, 188, 190, 195, 199.

An Nisa`
ayat 4, 7, 11, 19, 22, 23, 24, 32, 34, 37, 39, 43, 44, 47, 48, 49, 51-54, 58, 59, 60, 65, 66, 69, 77, 83, 88, 90, 92, 93, 94, 95, 97, 98, 100, 101, 102, 105, 123, 127, 128, 148, 153, 163, 166, 176.
Al Maidah
ayat 2, 3, 4-5, 6-10, 11-14, 15-16, 18-32,33-37, 38-40, 41-48, 49-50, 51, 55-56, 57-63, 64-66, 67, 68-82, 82-86, 87-89,90-99, 100, 101-105, 106-108
Al An'am
ayat 19-25, 26-32, 33-51, 52-53/ 51-55/ , 54, 65-67, 82, 91, 94, bersambung..
Al A'raf
ayat 31 -33, 184, 187, 204,
Al Anfaal
ayat 1, 5, 9, 17, 19, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 47, 49, 55, 58, 64, 67, 68, 70, 73, 75
At Taubah
Yunus
ayat 2
Huud
ayat 5, 8, 114.
Yusuf
ayat 3
Ar Ra'd
ayat 13, 31, 38, 39.
Ibrahim
ayat 28
Al Hijr
ayat 24, 43, 45, 47, 49-50, 95.
An Nahl
ayat 1, 38, 41, 75, 83, 91, 92, 103, 106, 126.
Al Isra'
ayat 15, 26, 28, 29, 45, 56, 59, 60, 73, 75, 76, 80, 85, 88, 90-93 ,110, 111.
Al Kahfi
ayat 6,18,23-24, 25, 28, 85, 109, 110.
Maryam
ayat 64, 77, 96.
Thaha
ayat 1-2, 105, 114, 131.
Al Anbiya`
ayat 6, 34, 36, 98, 101.
Al Hajj
ayat 3, 11, 19, 22, 25, 27, 37, 39, 52, 60.
Al Mu`minun
ayat 2, 12, 14, 67, 76.
An Nuur
ayat 3, 6, 9, 11-24, 26,27, 31, 33, 48, 55, 61, 62, 63.
AlFurqan
ayat 10, 20, 27, 32, 68, 70.
as Syu'ara
ayat 205-207, 214, 215, 224, 227.
An Naml
ayat ....
Al Qashash
ayat 51, 52, 56, 57, 61, 85.
Al Ankabut
ayat 1-2, 6, 8, 10, 51, 60, 67, 69.
An Rum
ayat 1-2, 5, 27, 28.
Luqman
ayat 6, 27, 34.
as Sajdah
ayat 16, 18, 28.
Al Ahzab
ayat 1, 4, 5, 9, 12, 23, 28, 35, 36, 37, 40, 43, 47, 50, 51, 52, 53, 56, 57, 59.
As Saba
ayat 15, 34.
Fathir
ayat 8, 29, 35, 42.
Yaasin
ayat 1-2, 8, 9, 12, 77.
Ash Shaffat
ayat 64, 158, 165, 176.
Shad
ayat 1, 8.
Az Zumar
ayat 3, 9, 17-18, 23, 36, 45, 53, 60, 64, 66, 67.
Al Mu`min
ayat 4, 56, 57, 66.
Fushilat
ayat 22, 40, 44.
As Syura
ayat 16, 23, 24, 25, 26, 27.
Az Zukhruf
ayat 19, 31, 36, 57, 80.
Ad Dukhan
ayat 10, 15, 16, 43-44, 49.
AL Jatsiyah
ayat 23, 24.
A Ahqaf
ayat 10, 11, 19, 17, 29-32.
Muhammad
ayat 1, 2, 4, 13, 16, 33.
Al Fath
ayat 2, 5, 18, 24, 25, 27.
Al Hujurat
ayat 1-6, 8, 9, 11, 12, 13, 17.
Qaf
ayat 38-39, 45
Adz Dzariyat
ayat 19, 54, 55
AT tHUR
AYAT 30.
An Najm
Ayat 32, 33, 41, 61.
Al Qamar
ayat 1, 2, 45, 47, 49.
Ar Rahman
ayat 46.
Al Waqi'ah
ayat 1, 13-14,27 dst, 39-40, 75, 82.
Al Hadid
ayat 16, 28, 29.
Al Mujadilah
ayat 1 dst, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 22.
Al Hasyr
ayat 1, 5, 9, 11.
Al Mumtahanah
ayat 1, 10, 11, 13.
As Shaff
ayat 1-2, 10, 11.
al Jumu'ah
ayat 11
Al Munaafiquun
ayat 1 dst , 5, 6.
At Taghabun
ayat 14, 16.
At Thalaq
ayat 1, 2, 4.
at Tahrim
ayat 1-5
Al Mulk
ayat ....
Al Qalam
ayat 2, 4, 10, 11-12, 13, 17.
Al Haqqah
ayat 12
Al Ma'arij
ayat 1,2.
Nuh
ayat ...
Al Jin
ayat 1, 6 dst, 16, 18, 22.
Al Muzammil
ayat 1 dst, 20.
Al Muddatstsir
ayat 1-2, 7, 11, 30, 31, 52.
Al Qiyamah
ayat 16, 30, 34-35.
Al Insan
ayat 8, 20, 24.
Al Mursalat
ayat 48.
An Naba'
ayat 1-2
AnNazi'at
ayat 10, 12, 42 dst.
'Abasa
ayat 1-2, 17.
at Takwir
ayat 28, 29.
Al Infithar
ayat 6.
Al Muthaffifin
ayat 1.
Al Insyiqaaq
ayat ...
Al Buruj
...
At Thariq
ayat 5
Al A'la
ayat 6.
Al Ghasiyah
ayat 17.
Fajr
ayat 27.
Al Balad
ayat ...
as Syams
ayat....
Al lail
ayat 1-akhir surat
Ad Dhuha
ayat 1-3,4, 5.
Al Insyirah
ayat 6.
At Tin
ayat 5.
Al 'Alaq
ayat 1-5, 6 dst., 16, 17-18.
Al Qadr
ayat 1-3.
Al Bayyinah
ayat ...
Al Zalzalah
ayat 7-8
Al 'Adiyat
ayat 1.
Al Qari'ah
ayat ....
At Takatsur
ayat 1-4.
Al 'Ashr
ayat
Al Humazah
ayat 1-selesai
Al fil
Al Quraisy
ayat 1
Al Ma'un
ayat 4.
al Kautsar
ayat 1-akhir
Al Kafirun
ayat 1-akhir
An Nashr
ayat 1-akhir
Al lahab
ayat 1-akhir
Al ikhlas
ayat 1-akhir
Al falaq dan Annas
1-akhir

kumpulan hadits

tentang Ilmu

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا ، سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طِرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
Masyaallah,,,,,betapa beruntungnya dipermudah menuju jalan ke surga…..Ayo ukhti-ukhti semua mumpung masih jadi mahasiswi jadilah orang yang selalu haus akan ilmu,,,,karena ilmu itu tidak akan pernah habis, sedangkan harta akan selalu habis,,,,,so, mau masuk surga jadilah orang pencari ilmu yang mempunyai 3 sifat yaitu: nafsun zakiyyah yang selalu mempunyai hati yang bersih, a’zimatulshodiqoh yang mempunyai niat yang tulus  dan hammiyatul a’liyah yang selalu mempunyai semangat yang tinggi\

Hadits Tentang Shalat

  • Hadits Pertama: Urgensitas Shalat

أول ما افترض الله على أمتي الصلوات الخمس وأول ما يرفع من أعمالهم الصلوات الخمس وأول ما يسألون عنه الصلوات الخمس


Rasulullah saw bersabda:
“Hal pertama yang diwajibkan oleh Allah swt atas umatku adalah shalat lima waktu, hal pertama yang diangkat dari amalan-amalan mereka adalah shalat lima waktu, dan hal pertama yang dipertanyakan kepada mereka adalah shalat lima waktu.” [Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadis 18859]
  • Hadits Kedua: Shalat Dan Tiang Agama

عن أبي جعفر عليه السلام قال: بني الاسلام على خمسة أشياء: على الصلاة، والزكاة، والحج، والصوم، والولاية

Dari Abi Ja’far (Imam Baqir) as berkata:
“Islam dibangun di atas lima hal: Shalat, zakat, haji, puasa dan wilayah (kepemimpinan atau imamah).” [Bihar, jilid 79, hal 234]
  • Hadits Ketiga: Perumpamaan Shalat

عن أبي جعفر عليه السلام قال: الصلاة عمود الدين، مثلها كمثل عمود الفسطاط إذا ثبت العمود ثبتت الاوتاد والاطناب، وإذا مال العمود وانكسر لم يثبت وتد ولا طنب

Dari Abi Ja’far as berkata:
“Shalat adalah tiang agama, perumpamaannya seperti tiang kemah, bila tiangnya kokoh maka paku dan talinya akan kokoh, dan bila tiangnya miring dan patah maka paku dan talinya pun tidak akan tegak.” [Bihar, jilid 82, hal 218]
  • Hadits Keempat: Shalat Penyebab Kebahagiaan

قال رسول الله صلي الله عليه و اله: خمس صلوات من حافظ عليهن كانت له نورا وبرهانا ونجاة يوم القيامة

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu maka ia akan memperoleh cahaya, burhan dan keselamatan pada hari kiamat kelak.” [Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadis 18862]
  • Hadits Kelima: Shalat dan Cahaya Hati

صلاة الرجل نور في قلبه فمن شاء منكم فلينور قلبه

Rasulullah saw bersabda:
“Shalat seseorang adalah cahaya di hatinya dan barangsiapa di antara kalian yang berkeinginan maka hendaknya ia menyinari hatinya dengan cahaya.” [Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadis 18973]
  • Hadits Keenam: Shalat Parameter Penerimaan Amal Perbuatan

قال الصادق (عليه السلام): أوّل ما يحاسب به العبد الصلاة، فإن قبلت قبل سائر علمه، وإذا ردّت ردّ عليه سائر عمله

Imam Ja’far Shadiq as berkata:
“Hal pertama yang akan dihisab (diperhitungkan) dari seorang hamba adalah shalat, jika shalatnya diterima maka seluruh amalnya akan diterima dan jika shalatnya ditolak maka seluruh amalnya akan ditolak.” [Wasa’il Al-Syi’ah, jilid 3, hal 22]
  • Hadits Ketujuh: Shalat dan Metode Para Nabi

قال صلى الله عليه واله: الصلاة من شرايع الدين، وفيها مرضاة الرب عزوجل، فهي منهاج الانبياء

Rasulullah saw bersabda:
“Shalat adalah termasuk dalam syareat agama, dan di dalamnya terdapat keridhaan Tuhan swt, dan shalat adalah metode para nabi.” [Bihar, jilid 82, hal 231]
  • Hadits Kedelapan: Shalat Bendera Islam

قال النبي صلى الله عليه واله: علم الإسلام الصلاة فمن فرغ لها قلبه وحافظ عليها بحدها ووقتها وسننها فهو مؤمن

“Bendera Islam adalah shalat, maka barangsiapa memberikan hatinya untuknya dan menjaganya dengan batasan dan waktunya serta sunah-sunnahnya maka ia adalah seorang mukmin (hakiki).” [Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadis 18870]
  • Hadits Kesembilan: Shalat dan Effesiensinya

قال الصادق ( عليه السلام ) ـ في حديث ـ : إنّ ملك الموت يدفع الشيطان عن المحافظ على الصلاة ، ويلقّنه شهادة أن لا إله إلا الله ، وأنّ محمّداً رسول الله ، في تلك الحالة العظيمة

Imam Ja’far Shadiq as berkata:
“Sesunguhnya malaikat kematian (pencabut nyawa) menghalau syetan dari orang yang menjaga shalat dan mentalqinkan (mendektekan) kepadanya kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad saw adalah Rasulullah (utusan Allah) dalam kondisi menakutkan tersebut.” [Wasa’il Al-Syi’ah, jilid 3, hal 19]
  • Hadits Kesepuluh: Shalat dan Anak-anak

قال الباقر عليه السلام: إنّا نأمر صبياننا بالصلاة إذا كانوا بني خمس سنين ، فمروا صبيانكم بالصلاة إذا كانوا بني سبع سنين

Imam Baqir as berkata:
“Sesungguhnya kami memerintahkan anak-anak kami untuk shalat bila mereka mencapai usia lima tahun, maka perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat bila mereka mencapai usia tujuh tahun.” [Wasa’il Al-Syi’ah, jilid 3, hal 12]

0Share

Hadist Pendidikan

A. HADITS
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتُ وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ (رواه أبو داود)[1]
Artinya :
Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)